Kamis, 14 November 2013

Tugas Portofolio ke-3




A. Mengendalikan Fungsi Manajemen
1. Pengertian Controling (mengendalikan)

Pengendalian adalah proses pemantauan aktivitas untuk menjamin bahwa standar dapat terlaksana sebagaimana yang direncanakan dan melakukan langkah koreksi terhadap penyimpangan yang berarti. Yang dimaksud dengan standar adalah pedoman atau tolak banding yang ditetapkan sebagai dasar untuk pengukuran kapasitas, kuantitas, isi, nilai, biaya, kualitas, dan kinerja. Secara kualitatif maupun kuantitatif, standar merupakan pernyataan mengenai hasil yang diharapkan tepat, eksplisit, dan formal.
2. Langkah-Langkah dalam Mengendalikan Fungsi Manajemen
a. Penetapan standar dan metode pengukuran kinerja
b. Mengukur kegiatan
c. Membandingkan hasil pengendalian dengan hasil kegiatan
d. Melakukan tindakan korektif terhadap penyimpangan yang terjadi
3. Tipe-tipe Kontrol dalam Manajemen
a. (Awal) Preliminary, disebut juga kendali feedforward, Hal ini harus dipenuhi sebelum suatu perkerjaan dimulai. Kendali ini menyakinkan bahwa arah yang tepat telah disusun dengan sumber-sumber yang tepat tersedia untuk memenuhinya
b. (Saat ini) Concurrent, Berfokus pada apa yang sedang terjadi selama proses. Terkadang disebut juga Kendali steering, kendali ini memantau operasi dan aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin sesuatunya telah sedang dikerjakan dengan tepat.
c. (Akhir) Post-action, disebut juga kendali feedback , Kendali ini mengambil tempat setelah suatu tindakan dilengkapi. Kendali akhir berfokus pada hasil akhir, kebalikan dari input dan aktivitas.
4. Jelaskan Proses Kontrol Manajemen
Proses Kontrol Manajemen ada  4 yaitu :
a.       Perencanaan Strategi. Perencanaan strategi adalah proses memutuskan program-program utama yang akan dilakukan suatu organisasi dalam rangka implementasi strategi dan menaksir jumlah sumber daya yang akan dialokasikan untuk tiap-tiap program jangka panjang beberapa tahun yang akan datang.
  1. Penyusunan Anggaran. Penyusunan anggaran adalah proses pengoperasian rencana dalam bentuk pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter untuk kurun waktu tertentu.
  2. Pelaksanaan. Selama tahun anggaran, manajer melakukan program atau bagian dari program yang menjadi tanggungjawabnya. Laporan yang dibuat hendaknya menunjukkan dapat menyediakan informasi tentang anggaran dan realisasinya baik itu informasi untuk mengukur kinerja keuangan maupun nonkeuangan, informasi internal maupun eksternal.
  3. Evaluasi Kerja. Pestasi kerja bisa dilihat dari efisien atau efektif tidaknya suatu pusat pertanggungjawaban menjalankan tugasnya. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara realisasi anggaran dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
B. Kekuasaan & Pengaruh
1. Pengertian Kekuasaan
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002) atau Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).
2. Sumber-sumber Kekuasaan
1.      Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan
a.      Kekuasaan formal atau Legal (French & Raven 1959)
Contohnya komandan tentara, kepala dinas, presiden atau perdana menteri. Kendali atas sumber dan ganjaran (French & Raven 1959) Majikan yang menggaji  karyawannya, pemilik sawah yang mengupah buruhnya,  kepala suku atau kepala kantor yang dapat memberi ganjaran kepada anggota atau bawahannya.
b.      Kendali atas hukum (French & Raven 1959)
Kepemimpinan yang didasarkan pada rasa takut. Contohnya perman-preman yang memunguti pajak dari pemilik toko. Para pemilik toko mau saja menuruti kehendak para preman itu karena takut mendapat perlakuan kasar. Demikian pula anak kelas satu SMP yang takut pada senior kelas3 yang galak dan suka memukul sehingga kehendak seniornya itu selalu dituruti.
c.       Kendali atas informasi (Pettigrew, 1972)
Siapa yang menguasai informasi dapat menjadi pemimpin. Contohnya orang yang paling tahu jalan diantara serombongan pendaki gunung yang tersesat akan menjadi seorang pemimpin. Ulama akan menjadi pemimpin dalam agama. Ilmuan menjadi pemimpin dalam ilmu pengetahuan.
d.      Kendali ekologik (lingkungan)
Sumber kekuasaan ini dinamakan juga perekayasaan situasi .
•   Kendali atas penempatan jabatan.
Seorang atasan atau manager mempunyai kekuasaan atas bawahannya karena ia boleh menentukan posisi anggotanya.
•  Kendali atas tata lingkungan.
Kepala dinas tata kota berhak memberi  izin bangunan. Orang-orang ini menjadi pemimpin karena kendalinya atas penataan lingkungan.
2.      Kekuasaan yang bersumber pada kepribadian.
Berasal dari sifat-sifat pribadi.
a.       Keahlian atau keterampilan (French & Raven 1959)
Contohnya pasien-pasien di rumah sakit menganggap dokter sebagai pemimpin karena dokterlah yang dianggap sebagai ahli untuk menyembuhkan penyakitnya.
b.      Persahabatan atau kesetiaan (French & Raven 1959)
Sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia kepada kelompok dapat merupakan sumber kekuasaan sehingga seseorang dianggap sebagai pemimpin. Contohnya pemimpin yayasan panti asuhan dipilih karena memiliki sifat seperti Ibu Theresa.
c.       Karisma (House,1977)
Ciri kepribadian yang menyebabkan timbulnya kewibawaan pribadi dari pemimpin juga merupakan salah satu sumber kekuasaan dalam proses kepemimpinan.
3.      Kekuasaan yang bersumber pada politik
a.       Kendali atas proses pembuatan keputusan (Preffer  & Salanick, 1974)
Ketua menentukan apakah suatu keputusan akan di buat dan dilaksanakan atau tidak.
b.      Koalisi (stevenson, pearce & porter 1985)
Ditentukan hak dan wewenang untuk membuat kerjasama dalam kelompok.
c.       Partisipasi (Preffer, 1981)
Pempimpin yang mengatur pastisipasi dari masing-masing anggotanya.
d.      Institusionalisasi
Pempimpin agama menikahkan suami istri. Notaris atau hakim menentapkan berdirinya suatu perusahaan.
3. Unsur-unsur Kekuasaan
a. Wewenang
mengenai peranan atas posisi yang resmi atau adanya hak, ada kejelasan dan ada surat yang pasti.wewenang dapat bersifat formal maupun informal. Wewenang yang bersifat informal biasanya untuk mendapatkan kerjasama yang baik dengan bawahannya.
Contoh : hubungan pembantu rumah tangga dengan majikannya pembantu rumah tangga melaksanakan perintah-perintah yang diperintahkan majikannya serta memberikan tenaganya untuk membantu pekerjaan rumah tangga majikannya dan di pihak majikannya yang mempunyai wewenang untuk memerintah agar pekerjaan rumah tangganya dapat berjalan dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan tertentu
b. Paksaan
Adanya ancaman yang tidak di inginkan kekuasaan yang bersifat ilegal atau tidak resmi
Contoh : seorang preman yang sering menganggu dan memalak seseorang dengan cara
Paksa.
c. Manipulatif
Merupakan kekuasaan yang bersifat licik yang dapat menipu atau mempengaruhi orang
lain agar seseorang dapat tertarik padanya. sebuah titik dimana kita berusaha
“melebihkan” atau “mengurangkan” sesuatu, sehingga tidak tampak seperti keadaan nyatanya. Contoh :seperti melukis terkadang mereka menambahkan sedikit warna di sini dan sana untuk menunjukan bahwa sebenarnya yang terlihat itu “lebih indah”, atau mungkin, “tidak begitu hebat”, untuk menunjukan bahwa mereka tidak sombong, rajin menjahit dan gembar menabung.
d. Kerjasama
Kerjasama adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara individu atau kelompok untuk
Mencapai suatu tujuan. Contoh : dalam kelompok adanya kerjasama dalam memperoleh
Tujuan
e. Upah dan prestasi kerja
prestasi kerja dari setiap karyawan perlu dinilai. Oleh karena itu Penilaian prestasi kerja
adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja
contoh : seorang yang bekerja dan mengerjakan apa yang diperintahkan bosnya karena
berharap mendapatkan upah yang diberikan.atasannya
4. Bentuk-bentuk Kekuasaan Menurut French dan Raven
Menurut France & Raven ( 1960 ) ada 5 bentuk kekuasaan yang berbeda diantaranya yaitu: Coercive Power, Insentif Power, Legitimate Power, Expert Power dan Refferent Power.
Dari bentuk kekuasaan ini mempunyai teori dan contoh masing-masing. Coercive Power merupakan kekuasaan untuk memaksa sesorang melakukan sesuatu yang melawan kehendak mereka. Hal ini sering fisik meskipun ancaman lainnya dapat digunakan. Contohnya dalam berorganisasi, ketua memiliki kekuasaan paksaan coercive power terhadap anggotanya. Misalnya saja dalam memberikan tugas kepada anggotanya, ketua memaksa anggotanya untuk mengerjakan banyak tugas yang harus diselesaikan dalam batas waktu yang telah ditentukan, jika tidak dilakukan akan diberikan SP ( surat peringatan ) atau bisa saja diancam keluar dari Organisasi tersebut. Oleh sebab itu karena takut mendapatkan sanksi tersebut , maka anggota melakukannya walaupun melawan kehendak mereka karena tugasnya terlalu berat untuk dilakukan. Pemaksaan seperti ini dapat mengakibatkan kerugian fisik meskipun tujuannya untuk kepatuhan. Dari contoh ini kerugian fisiknya yaitu waktunya banyak tersita untuk mengerjakan tugas/lembur sehingga tubuhpun membutuhkan tenaga extra ( dilakukan untuk menunjukkan kepatuhan ).
Bentuk kekuasaan kedua yaitu Insentif Power. Insentif Power merupakan kemampuan memberikan kepada orang lain apa yang mereka inginkan. Contohnya ( dalam perkuliahan ), mahasiswa menginginkan agar mendapat nilai A pada setiap mata kuliah. Yang berperan sebagai pemilik Insentif Power adalah dosen. Jika mahasiswa aktif dalam kelas, rajin membuat tugas dan perilakunya sopan maka dosen sebagai pemegang Insentif Power akan memberikan imbalan berupa nilai yang baik ( bisa A ) kepada mahasiswanya. Oleh sebab itu mahasiswa akan melakukan hal-hal tersebut agar bisa mendapatkan imbalan seperti yang mereka inginkan.
Bentuk kekuasaan ketiga yaitu Legitimate Power ( Kekuatan Sah ). Legitimate Power merupakan sesuatu yang diinvestasikan dalam sebuah peran. Legitimasi berasal dari kekuasaan lebih tinggi, biasanya mencakup kekuasaan paksaan. Contoh Legitimate Power disini yaitu polisi ( polisi lalu lintas ), mereka memiliki legitimate power terhadap para pengguna jalan ( pengendara motor maupun mobil ). Biasanya dalam kehidupan sekitar kita banyak pengendara motor maupun mobil yang terkena tilang dari polisi, hingga akhirnya setiap pengendara tersebut mau tidak mau harus menerima sanksi tersebut, walaupun ada kalanya pengendara tersebut tidak salah. Tapi karena polisi memiliki kekuasaan yang sah ( harus ini/harus urus dikantor polisi, dengan cara damai/membayar ) maka pengendara pun akhirnya patuh.
Bentuk kekuasaan selanjutnya yaitu Expert Power. Expert Power merupakan pengaruh yang didasarkan pada pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki. Bentuk kekuasaan ini adalah bentuk yang sangat umum dari kekuasaan. Contoh dari Expert Power adalah seorang designer ( perancang busana ), dalam membuat sebuah baju designer selalu mempengaruhi customernya dengan memberi saran-saran / apa yang cocok dengan customernya baik dilihat dari tinggi badan, bentuk pinggul, pundak, pingang, kaki, tangan dan lainnya. Sehingga dengan keterampilan / pengetahuan yang dimilikinya ini, customer akan percaya atas saran-saran / apa yang baik menurut designer tersebut.
Bentuk kekuasaan yang kelima yaitu Refferent Power ( Kekuasaan Rujukan ). Refferent Power yaitu pengaruh yang didasarkan pada adanya kekuasaan kharisma dan ketenaran sehingga seseorang ingin menjadi seperti apa yang orang lain miliki ( berharap karisma orang lalin bisa menular ke dirinya ). Contoh yang ada dikehidupan sekitar kita yaitu seorang yang terkenal seperti seorang artis, atlet, penulis, ilmuwan dan sebagainya. Misalnya saja atlet bulutangkis, mereka memiliki kekuasaan rujukan terhadap orang yang mengidolakannya yaitu dengan tindakan-tindakannya dalam kehidupan sebagai atlet, semangatnya, kedisplinannya atau orang yang mengidolakannya itu menjadi terpengaruh atas karisma atlet bulutangkis sehingga perilakunya menjadi sama dengan idolanya tersebut.
Sumber-sumber :
http://queenofpurple-anecya.blogspot.com/2009/10/bentuk-bentuk-kekuasaan-menurut- htt http://putryajja.blogspot.com/2009/10/unsur-unsur-kekuasaan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kekuasaan

Rabu, 23 Oktober 2013

TUGAS PORTOFOLIO 2

A.Pengorganisasian Struktur Manajemen
1.Pengertian Struktur Organisasi
Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun Organisasi adalah suatu wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan.


Struktur Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.
Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal.
2.Pengorganisasian Sebagai Fungsi dari Manajemen,Meliputi :
a.Struktur Formal
Struktur Formal ialah suatu organisasi yang memiliki struktur yang jelas, pembagian tugas yang jelas, serta tujuan yang ditetapkan secara jelas. Atau organisasi yang memiliki struktur (bagan yang menggambarkan hubungan-hubungan kerja, kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab antara pejabat dalam suatu organisasi). Atau organisasi yang dengan sengaja direncanakan dan strukturnya secara jelas disusun. Organisasi formal harus memiliki tujuan atau sasaran.
Tujuan ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi struktur organisasi yang akan dibuat.
Struktur organisasi (desain organisasi) dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, atau pun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialis kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.
b.Struktur Informal
Struktur Informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan.







3.Cantumkan Contoh Struktur Organisasi dari Suatu Perusahaan

Suatu perusahaan memiliki bagian-bagian struktur terpenting. berikut struktur dan pembagian tugasnya :
Komisaris adalah pemilik dari perusahaan.
President direktur bertugas mengepalai semua prosedur yang berjalan dalam suatu perusahaan.
Managing Direktur bertugas untuk memanage berjalannya suatu pelaksana yang akan dirinci seperti akan misalnya sebuah kerja sama yang akan dilakukan kedalam perusahaan lain membantu president direktur.
General Manager bertugas memimpin beberapa unit bidang fungsi pekerjaan yang mengepalai beberapa atau seluruh manajer fungsional.manajer umum adalah  manajer yang memiliki tanggung jawab seluruh bagian/fungsional pada suatu perusahaan atau organisasi.
Manager bertugas memiliki tanggung jawab pada satu bagian fungsional pada suatu perusahaan atau organisasi.
Supervisor bertugas untuk mengawasi atau mengamati suatu kegiatan yang dijalankan dalam sebuah perusahaan. seorang supervisor tidak berkenan untuk mengatur yang ada dalam perusahaan.
Kepala Bagian bertugas untuk mengikutsertakan anggotanya pada berjalannya suatu kegiatanyang ada pada perusahaan.
4.Manfaat Struktur Fungsional&Struktur divisional
a.Struktur Fungsional
Struktur organisasi fungsional diciptakan oleh F. W. Taylor. Struktur ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan tersebut. Setiap pegawai mempunyai pengawas lebih dari satu orang atasan yang berberda-beda.
Struktur ini banyak ditemukan pada organisasi atau perusahaan area spesialisasi sebagai dasar eksistensi sebuah departemen. Struktur ini lazim ditemukan pada perusahaan kecil dan menengah, yang memusatkan pengambilan keputusan pada tingkat tertinggi dari perusahaan.
Manfaat :
-Efisiensi melalui spesialisasi
-Komunikasi dan jaringan keputusannya relatif sederhana
-Mempertahankan tingkat pengendalian strategi pada level manajemen puncak
-Dapat mendelegasi keputusan operasional sehari-hari
-Mempermudah pengukuran output dan hasil dari setiap fungsi
b.Struktur Divisional
Sebagaimana struktur organisasi yang lain, struktur organisasi divisional ini juga  mempunyai beberapa manfaat :
-Koordinasi antar fungsi menjadi lebih mudah dan cepat
-Mempunyai fleksibilitas pada struktur perusahaan
-Spesialisasi pada setiap divisi dapat dipertahankan
-Kesempatan karir lebih terbuka
5.Kerugian dari Struktur Fungsional&Struktur Divisional
a.Struktur Fungsional
-Menyebabkan spesialisasi yang sempit
-Dapat mendorong timbulnya persaingan dan konflik antar fungsi
-Mengakibatkan sulitnya koordinasi di antara bidang-bidang fungsional
-Dapat menyebabkan tingginya biaya koordinasi antar fungsi
-Identifikasi karyawan dengan kelompok spesialis dapat membuat perubahan menjadi sulit
-Membatasi pengembangan keterampilan manajer yang lebih luas
b.Struktur Divisional
-Mengkibatkan turunnya komunikasi antara spesialisasi funsional
-Sangat potensial untuk menimbulkan persaingan antar  divisi
-Pendelegasian yang besar dapat menimbulkan masalah
B.Actuating Dalam Manajemen
1.Pengertian Actuating dalam Manajemen
George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
 actuating adalah suatu penggerakan setelah adanya rencana yangdiatur (diorganizir) agar seorang yang diberi beban itu mempunyai rasa tanggung jawab,sehingga timbul keamanan untuk mengerjakan dengan penuh keinsyafan.
2.Pentingnya Actuating dalam Manajemen
Penggerakan atau Actuating mempunyai arti dan perananan yang sangat penting. Sebab diantara fungsi manajemen lainnya, maka penggerakan merupakan fungsi secara langsung berhubungan dengan manusia (pelaksana). Dengan ini fungsi penggerakan inilah, maka ketiga fungsi manajemen yang lain baru efektif.
Penggerakan adalah aktivitas pokok dalam manajemen yang mendorong dan menjuruskan semua bawahan agar berkeinginan, bertujuan bergerak untuk mencapai maksud-maksud yang telah ditentukan dan mereka berkepentingan serta bersatu padu dengan rencana usaha organisasi.

Penggerakan juga dapat didefinisikan pula sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode untuk mendorong para anggota oraganisasi agar mau dan ikhlas bekerja sebaik mungkin demi terciptanya tujuan organisasi dengan efektif, efisien, dan ekonomis.
3.Prinsip Actuating dalam Manajemen
a.    Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-faktor lain seperti :perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
b.    Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang  terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan.
Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang  baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
c.    Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.
4.Jelaskan Pentingnya Mencapai Actuating Managerial yang Efektif
Dalam memimpin ada kegiatan direction (perintah) dan motivasi. Perintah adalah petunjuk atau penjelasan kerja, serta pertimbangan dan bimbingan, terdapat para pelaku organisasi yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional, agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar. Dalam pelaksanaannya direction (perintah) seringkali dilakukan bersamaan dengan controlling. Jika perintah yang disampaikan pemimpin sesuai dengan kemauan dan kemampuan dari staff, maka staff pun akan termotivasi untuk memberdayakan potensinya dalam melaksanakan kegiatan organisasi. Sedangkan motivasi dapat dilakukan dengan cara mejadikan staff sebagai rekan kerja, serta memberikan reward (penghargaan) apabila staff bekerja secara baik.
-Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
-Mengembangkan kemampuan & keterampilan staf
-Menumbuhkan rasa memiliki & menyukai pekerjaan
-Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi & prestasi kerja staf
-Membuat organisasi berkembang secara dinamis.
Sumber-sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_organisasi
http://www.kpsp-setiakawan.com/?p=page&action=view&pid=3