A.
Mengendalikan Fungsi Manajemen
1. Pengertian
Controling (mengendalikan)
Pengendalian adalah proses pemantauan aktivitas untuk menjamin bahwa standar dapat
terlaksana sebagaimana yang direncanakan dan melakukan langkah koreksi terhadap
penyimpangan yang berarti. Yang dimaksud
dengan standar adalah pedoman atau tolak banding yang ditetapkan sebagai dasar
untuk pengukuran kapasitas, kuantitas, isi, nilai, biaya, kualitas, dan
kinerja.
Secara
kualitatif maupun kuantitatif, standar merupakan pernyataan mengenai hasil yang
diharapkan tepat, eksplisit, dan formal.
2. Langkah-Langkah dalam
Mengendalikan Fungsi Manajemen
a.
Penetapan standar dan metode pengukuran kinerja
b. Mengukur kegiatan
c. Membandingkan hasil pengendalian dengan hasil kegiatan
d. Melakukan tindakan korektif terhadap penyimpangan yang terjadi
b. Mengukur kegiatan
c. Membandingkan hasil pengendalian dengan hasil kegiatan
d. Melakukan tindakan korektif terhadap penyimpangan yang terjadi
3.
Tipe-tipe Kontrol dalam Manajemen
a. (Awal) Preliminary, disebut juga
kendali feedforward, Hal ini
harus dipenuhi sebelum suatu perkerjaan dimulai. Kendali ini menyakinkan bahwa
arah yang tepat telah disusun dengan sumber-sumber yang tepat tersedia untuk
memenuhinya
b. (Saat ini) Concurrent, Berfokus
pada apa yang sedang terjadi selama proses. Terkadang disebut juga Kendali steering, kendali ini memantau
operasi dan aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin sesuatunya telah
sedang dikerjakan dengan tepat.
c.
(Akhir) Post-action, disebut juga
kendali feedback , Kendali ini
mengambil tempat setelah suatu tindakan dilengkapi. Kendali akhir berfokus pada
hasil akhir, kebalikan dari input dan aktivitas.
4.
Jelaskan Proses Kontrol Manajemen
Proses
Kontrol Manajemen ada 4 yaitu :
a. Perencanaan Strategi. Perencanaan strategi adalah proses memutuskan
program-program utama yang akan dilakukan suatu organisasi dalam rangka
implementasi strategi dan menaksir jumlah sumber daya yang akan dialokasikan
untuk tiap-tiap program jangka panjang beberapa tahun yang akan datang.
- Penyusunan Anggaran. Penyusunan anggaran adalah proses pengoperasian rencana dalam bentuk pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter untuk kurun waktu tertentu.
- Pelaksanaan. Selama tahun anggaran, manajer melakukan program atau bagian dari program yang menjadi tanggungjawabnya. Laporan yang dibuat hendaknya menunjukkan dapat menyediakan informasi tentang anggaran dan realisasinya baik itu informasi untuk mengukur kinerja keuangan maupun nonkeuangan, informasi internal maupun eksternal.
- Evaluasi Kerja. Pestasi kerja bisa dilihat dari efisien atau efektif tidaknya suatu pusat pertanggungjawaban menjalankan tugasnya. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara realisasi anggaran dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
B. Kekuasaan
& Pengaruh
1. Pengertian Kekuasaan
Kekuasaan
adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan
kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak
boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang
atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai
dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002) atau Kekuasaan merupakan
kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan
kehendak yang memengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).
2. Sumber-sumber Kekuasaan
1.
Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan
a. Kekuasaan formal
atau Legal (French & Raven 1959)
Contohnya komandan tentara, kepala dinas, presiden
atau perdana menteri. Kendali atas sumber dan ganjaran (French & Raven
1959) Majikan yang menggaji karyawannya, pemilik sawah yang mengupah
buruhnya, kepala suku atau kepala kantor yang dapat memberi ganjaran
kepada anggota atau bawahannya.
b. Kendali atas hukum
(French & Raven 1959)
Kepemimpinan yang didasarkan pada rasa takut.
Contohnya perman-preman yang memunguti pajak dari pemilik toko. Para pemilik
toko mau saja menuruti kehendak para preman itu karena takut mendapat perlakuan
kasar. Demikian pula anak kelas satu SMP yang takut pada senior kelas3 yang
galak dan suka memukul sehingga kehendak seniornya itu selalu dituruti.
c. Kendali atas
informasi (Pettigrew, 1972)
Siapa yang menguasai informasi dapat menjadi
pemimpin. Contohnya orang yang paling tahu jalan diantara serombongan pendaki
gunung yang tersesat akan menjadi seorang pemimpin. Ulama akan menjadi pemimpin
dalam agama. Ilmuan menjadi pemimpin dalam ilmu pengetahuan.
d. Kendali ekologik
(lingkungan)
Sumber kekuasaan ini dinamakan juga perekayasaan
situasi .
• Kendali atas penempatan jabatan.
Seorang atasan atau manager mempunyai kekuasaan
atas bawahannya karena ia boleh menentukan posisi anggotanya.
• Kendali atas tata lingkungan.
Kepala dinas tata kota berhak memberi izin
bangunan. Orang-orang ini menjadi pemimpin karena kendalinya atas penataan
lingkungan.
2. Kekuasaan yang bersumber pada
kepribadian.
Berasal dari sifat-sifat pribadi.
a. Keahlian
atau keterampilan (French & Raven 1959)
Contohnya pasien-pasien di rumah sakit menganggap
dokter sebagai pemimpin karena dokterlah yang dianggap sebagai ahli untuk
menyembuhkan penyakitnya.
b. Persahabatan atau
kesetiaan (French & Raven 1959)
Sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia kepada
kelompok dapat merupakan sumber kekuasaan sehingga seseorang dianggap sebagai
pemimpin. Contohnya pemimpin yayasan panti asuhan dipilih karena memiliki sifat
seperti Ibu Theresa.
c. Karisma
(House,1977)
Ciri kepribadian yang menyebabkan timbulnya
kewibawaan pribadi dari pemimpin juga merupakan salah satu sumber kekuasaan
dalam proses kepemimpinan.
3. Kekuasaan yang bersumber pada politik
a. Kendali atas
proses pembuatan keputusan (Preffer & Salanick, 1974)
Ketua menentukan apakah suatu keputusan akan di
buat dan dilaksanakan atau tidak.
b. Koalisi
(stevenson, pearce & porter 1985)
Ditentukan hak dan wewenang untuk membuat kerjasama
dalam kelompok.
c. Partisipasi
(Preffer, 1981)
Pempimpin yang mengatur pastisipasi dari
masing-masing anggotanya.
d. Institusionalisasi
Pempimpin agama menikahkan suami istri. Notaris
atau hakim menentapkan berdirinya suatu perusahaan.
3. Unsur-unsur Kekuasaan
a. Wewenang
mengenai peranan atas posisi yang resmi atau adanya hak, ada kejelasan dan ada surat yang pasti.wewenang dapat bersifat formal maupun informal. Wewenang yang bersifat informal biasanya untuk mendapatkan kerjasama yang baik dengan bawahannya.
Contoh : hubungan pembantu rumah tangga dengan majikannya pembantu rumah tangga melaksanakan perintah-perintah yang diperintahkan majikannya serta memberikan tenaganya untuk membantu pekerjaan rumah tangga majikannya dan di pihak majikannya yang mempunyai wewenang untuk memerintah agar pekerjaan rumah tangganya dapat berjalan dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan tertentu
b. Paksaan
Adanya ancaman yang tidak di inginkan kekuasaan yang bersifat ilegal atau tidak resmi
Contoh : seorang preman yang sering menganggu dan memalak seseorang dengan cara
Paksa.
c. Manipulatif
Merupakan kekuasaan yang bersifat licik yang dapat menipu atau mempengaruhi orang
lain agar seseorang dapat tertarik padanya. sebuah titik dimana kita berusaha
“melebihkan” atau “mengurangkan” sesuatu, sehingga tidak tampak seperti keadaan nyatanya. Contoh :seperti melukis terkadang mereka menambahkan sedikit warna di sini dan sana untuk menunjukan bahwa sebenarnya yang terlihat itu “lebih indah”, atau mungkin, “tidak begitu hebat”, untuk menunjukan bahwa mereka tidak sombong, rajin menjahit dan gembar menabung.
d. Kerjasama
Kerjasama adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara individu atau kelompok untuk
Mencapai suatu tujuan. Contoh : dalam kelompok adanya kerjasama dalam memperoleh
Tujuan
e. Upah dan prestasi kerja
prestasi kerja dari setiap karyawan perlu dinilai. Oleh karena itu Penilaian prestasi kerja
adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja
contoh : seorang yang bekerja dan mengerjakan apa yang diperintahkan bosnya karena
berharap mendapatkan upah yang diberikan.atasannya
mengenai peranan atas posisi yang resmi atau adanya hak, ada kejelasan dan ada surat yang pasti.wewenang dapat bersifat formal maupun informal. Wewenang yang bersifat informal biasanya untuk mendapatkan kerjasama yang baik dengan bawahannya.
Contoh : hubungan pembantu rumah tangga dengan majikannya pembantu rumah tangga melaksanakan perintah-perintah yang diperintahkan majikannya serta memberikan tenaganya untuk membantu pekerjaan rumah tangga majikannya dan di pihak majikannya yang mempunyai wewenang untuk memerintah agar pekerjaan rumah tangganya dapat berjalan dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan tertentu
b. Paksaan
Adanya ancaman yang tidak di inginkan kekuasaan yang bersifat ilegal atau tidak resmi
Contoh : seorang preman yang sering menganggu dan memalak seseorang dengan cara
Paksa.
c. Manipulatif
Merupakan kekuasaan yang bersifat licik yang dapat menipu atau mempengaruhi orang
lain agar seseorang dapat tertarik padanya. sebuah titik dimana kita berusaha
“melebihkan” atau “mengurangkan” sesuatu, sehingga tidak tampak seperti keadaan nyatanya. Contoh :seperti melukis terkadang mereka menambahkan sedikit warna di sini dan sana untuk menunjukan bahwa sebenarnya yang terlihat itu “lebih indah”, atau mungkin, “tidak begitu hebat”, untuk menunjukan bahwa mereka tidak sombong, rajin menjahit dan gembar menabung.
d. Kerjasama
Kerjasama adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara individu atau kelompok untuk
Mencapai suatu tujuan. Contoh : dalam kelompok adanya kerjasama dalam memperoleh
Tujuan
e. Upah dan prestasi kerja
prestasi kerja dari setiap karyawan perlu dinilai. Oleh karena itu Penilaian prestasi kerja
adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja
contoh : seorang yang bekerja dan mengerjakan apa yang diperintahkan bosnya karena
berharap mendapatkan upah yang diberikan.atasannya
4. Bentuk-bentuk Kekuasaan Menurut French dan Raven
Menurut France & Raven ( 1960 ) ada 5 bentuk
kekuasaan yang berbeda diantaranya yaitu: Coercive Power, Insentif Power,
Legitimate Power, Expert Power dan Refferent Power.
Dari bentuk kekuasaan ini mempunyai teori dan contoh masing-masing. Coercive Power merupakan kekuasaan untuk memaksa sesorang melakukan sesuatu yang melawan kehendak mereka. Hal ini sering fisik meskipun ancaman lainnya dapat digunakan. Contohnya dalam berorganisasi, ketua memiliki kekuasaan paksaan coercive power terhadap anggotanya. Misalnya saja dalam memberikan tugas kepada anggotanya, ketua memaksa anggotanya untuk mengerjakan banyak tugas yang harus diselesaikan dalam batas waktu yang telah ditentukan, jika tidak dilakukan akan diberikan SP ( surat peringatan ) atau bisa saja diancam keluar dari Organisasi tersebut. Oleh sebab itu karena takut mendapatkan sanksi tersebut , maka anggota melakukannya walaupun melawan kehendak mereka karena tugasnya terlalu berat untuk dilakukan. Pemaksaan seperti ini dapat mengakibatkan kerugian fisik meskipun tujuannya untuk kepatuhan. Dari contoh ini kerugian fisiknya yaitu waktunya banyak tersita untuk mengerjakan tugas/lembur sehingga tubuhpun membutuhkan tenaga extra ( dilakukan untuk menunjukkan kepatuhan ).
Bentuk kekuasaan kedua yaitu Insentif Power. Insentif Power merupakan kemampuan memberikan kepada orang lain apa yang mereka inginkan. Contohnya ( dalam perkuliahan ), mahasiswa menginginkan agar mendapat nilai A pada setiap mata kuliah. Yang berperan sebagai pemilik Insentif Power adalah dosen. Jika mahasiswa aktif dalam kelas, rajin membuat tugas dan perilakunya sopan maka dosen sebagai pemegang Insentif Power akan memberikan imbalan berupa nilai yang baik ( bisa A ) kepada mahasiswanya. Oleh sebab itu mahasiswa akan melakukan hal-hal tersebut agar bisa mendapatkan imbalan seperti yang mereka inginkan.
Bentuk kekuasaan ketiga yaitu Legitimate Power ( Kekuatan Sah ). Legitimate Power merupakan sesuatu yang diinvestasikan dalam sebuah peran. Legitimasi berasal dari kekuasaan lebih tinggi, biasanya mencakup kekuasaan paksaan. Contoh Legitimate Power disini yaitu polisi ( polisi lalu lintas ), mereka memiliki legitimate power terhadap para pengguna jalan ( pengendara motor maupun mobil ). Biasanya dalam kehidupan sekitar kita banyak pengendara motor maupun mobil yang terkena tilang dari polisi, hingga akhirnya setiap pengendara tersebut mau tidak mau harus menerima sanksi tersebut, walaupun ada kalanya pengendara tersebut tidak salah. Tapi karena polisi memiliki kekuasaan yang sah ( harus ini/harus urus dikantor polisi, dengan cara damai/membayar ) maka pengendara pun akhirnya patuh.
Bentuk kekuasaan selanjutnya yaitu Expert Power. Expert Power merupakan pengaruh yang didasarkan pada pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki. Bentuk kekuasaan ini adalah bentuk yang sangat umum dari kekuasaan. Contoh dari Expert Power adalah seorang designer ( perancang busana ), dalam membuat sebuah baju designer selalu mempengaruhi customernya dengan memberi saran-saran / apa yang cocok dengan customernya baik dilihat dari tinggi badan, bentuk pinggul, pundak, pingang, kaki, tangan dan lainnya. Sehingga dengan keterampilan / pengetahuan yang dimilikinya ini, customer akan percaya atas saran-saran / apa yang baik menurut designer tersebut.
Bentuk kekuasaan yang kelima yaitu Refferent Power ( Kekuasaan Rujukan ). Refferent Power yaitu pengaruh yang didasarkan pada adanya kekuasaan kharisma dan ketenaran sehingga seseorang ingin menjadi seperti apa yang orang lain miliki ( berharap karisma orang lalin bisa menular ke dirinya ). Contoh yang ada dikehidupan sekitar kita yaitu seorang yang terkenal seperti seorang artis, atlet, penulis, ilmuwan dan sebagainya. Misalnya saja atlet bulutangkis, mereka memiliki kekuasaan rujukan terhadap orang yang mengidolakannya yaitu dengan tindakan-tindakannya dalam kehidupan sebagai atlet, semangatnya, kedisplinannya atau orang yang mengidolakannya itu menjadi terpengaruh atas karisma atlet bulutangkis sehingga perilakunya menjadi sama dengan idolanya tersebut.
Dari bentuk kekuasaan ini mempunyai teori dan contoh masing-masing. Coercive Power merupakan kekuasaan untuk memaksa sesorang melakukan sesuatu yang melawan kehendak mereka. Hal ini sering fisik meskipun ancaman lainnya dapat digunakan. Contohnya dalam berorganisasi, ketua memiliki kekuasaan paksaan coercive power terhadap anggotanya. Misalnya saja dalam memberikan tugas kepada anggotanya, ketua memaksa anggotanya untuk mengerjakan banyak tugas yang harus diselesaikan dalam batas waktu yang telah ditentukan, jika tidak dilakukan akan diberikan SP ( surat peringatan ) atau bisa saja diancam keluar dari Organisasi tersebut. Oleh sebab itu karena takut mendapatkan sanksi tersebut , maka anggota melakukannya walaupun melawan kehendak mereka karena tugasnya terlalu berat untuk dilakukan. Pemaksaan seperti ini dapat mengakibatkan kerugian fisik meskipun tujuannya untuk kepatuhan. Dari contoh ini kerugian fisiknya yaitu waktunya banyak tersita untuk mengerjakan tugas/lembur sehingga tubuhpun membutuhkan tenaga extra ( dilakukan untuk menunjukkan kepatuhan ).
Bentuk kekuasaan kedua yaitu Insentif Power. Insentif Power merupakan kemampuan memberikan kepada orang lain apa yang mereka inginkan. Contohnya ( dalam perkuliahan ), mahasiswa menginginkan agar mendapat nilai A pada setiap mata kuliah. Yang berperan sebagai pemilik Insentif Power adalah dosen. Jika mahasiswa aktif dalam kelas, rajin membuat tugas dan perilakunya sopan maka dosen sebagai pemegang Insentif Power akan memberikan imbalan berupa nilai yang baik ( bisa A ) kepada mahasiswanya. Oleh sebab itu mahasiswa akan melakukan hal-hal tersebut agar bisa mendapatkan imbalan seperti yang mereka inginkan.
Bentuk kekuasaan ketiga yaitu Legitimate Power ( Kekuatan Sah ). Legitimate Power merupakan sesuatu yang diinvestasikan dalam sebuah peran. Legitimasi berasal dari kekuasaan lebih tinggi, biasanya mencakup kekuasaan paksaan. Contoh Legitimate Power disini yaitu polisi ( polisi lalu lintas ), mereka memiliki legitimate power terhadap para pengguna jalan ( pengendara motor maupun mobil ). Biasanya dalam kehidupan sekitar kita banyak pengendara motor maupun mobil yang terkena tilang dari polisi, hingga akhirnya setiap pengendara tersebut mau tidak mau harus menerima sanksi tersebut, walaupun ada kalanya pengendara tersebut tidak salah. Tapi karena polisi memiliki kekuasaan yang sah ( harus ini/harus urus dikantor polisi, dengan cara damai/membayar ) maka pengendara pun akhirnya patuh.
Bentuk kekuasaan selanjutnya yaitu Expert Power. Expert Power merupakan pengaruh yang didasarkan pada pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki. Bentuk kekuasaan ini adalah bentuk yang sangat umum dari kekuasaan. Contoh dari Expert Power adalah seorang designer ( perancang busana ), dalam membuat sebuah baju designer selalu mempengaruhi customernya dengan memberi saran-saran / apa yang cocok dengan customernya baik dilihat dari tinggi badan, bentuk pinggul, pundak, pingang, kaki, tangan dan lainnya. Sehingga dengan keterampilan / pengetahuan yang dimilikinya ini, customer akan percaya atas saran-saran / apa yang baik menurut designer tersebut.
Bentuk kekuasaan yang kelima yaitu Refferent Power ( Kekuasaan Rujukan ). Refferent Power yaitu pengaruh yang didasarkan pada adanya kekuasaan kharisma dan ketenaran sehingga seseorang ingin menjadi seperti apa yang orang lain miliki ( berharap karisma orang lalin bisa menular ke dirinya ). Contoh yang ada dikehidupan sekitar kita yaitu seorang yang terkenal seperti seorang artis, atlet, penulis, ilmuwan dan sebagainya. Misalnya saja atlet bulutangkis, mereka memiliki kekuasaan rujukan terhadap orang yang mengidolakannya yaitu dengan tindakan-tindakannya dalam kehidupan sebagai atlet, semangatnya, kedisplinannya atau orang yang mengidolakannya itu menjadi terpengaruh atas karisma atlet bulutangkis sehingga perilakunya menjadi sama dengan idolanya tersebut.
Sumber-sumber :
http://queenofpurple-anecya.blogspot.com/2009/10/bentuk-bentuk-kekuasaan-menurut-
htt
http://putryajja.blogspot.com/2009/10/unsur-unsur-kekuasaan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kekuasaan